Sistem Pendukung
Keputusan (Decision Support Systems)
·
Little,J.D.C
(dalam “Models and Managers:The Concept of a Decision Calculus”,1970) : DSS
sebagai “sekumpulan prosedur berbasis
model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manager mengambil
keputusan”. Untuk sukses sistem tersebut haruslah
o
Sederhana
o
Cepat
o
Mudah
dikontrol
o
Adaptif
o
Lengkap
dengan isu-isu penting
o
Mudah
berkomunikasi
Mengapa
menggunakan DSS
·
Kebutuhan akan informasi yang akurat: DSS yang berbasis
komputer memanfaatkan data dan melibatkan model matematika maupun algoritma
dalam memperoleh hasil yang mampu digunakan dalam pendukung keputusan.
Keakuratan perhitungan dapat lebih terjamin selama sistem yang dikerjakan tidak
mengalami perubahan.
·
DSS dipandang sebagai pemenang secara organisasi.
·
Kebutuhan akan informasi baru.
·
Penyedia informasi yang tepat waktu.
·
Pencapaian pengurangan biaya.
Karakteristik dan
Kapabilitas DSS.
Karena belum ada
konsensus mengenai apa sebenarnya DSS, maka jelas belum ada kesepakatan
mengenai karakteristik dan kapabilitas standar DSS, namun ada beberapa definisi
dapat disimpulkan bahwa karekteristik dan kapabilitas kunci DSS sbb :
1.
Dukungan
untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan tak
terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi
terkomputerisasi. Masalah-masalah tersebut tidak dapat dipecahkan (atau tidak
dapat dipecahkan dengan konvenien) oleh sistem computer lain atau oleh metode
atau alat kuantitatif standar.
2.
Dukungan
untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini
3.
Dukungan untuk
individu dan kelompok. Masalah yang kurang terstruktur sering memerlukan
keterlibatan individu dari departemen dan tingkat organisasional yang berbeda atau
bahkan dari organisasi lain. DSS mendukung tim virtual melalui alat-alat Web
kolaboratif.
4.
Dukungan untuk keputusan independen dan atau
sekuensial. Keputusan dapat dibuat satu kali, beberapa kali, atau
berulang (dalam interval yang sama)
5.
Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan:
intelegensi, desain, pilihan dan implementasi.
6.
Dukungan untuk di berbagai proses dan gaya pengambilan
keputusan.
7.
Adoptivitas sepanjang waktu. Pengambilan keputusan
seharusnya reaktif, dapat menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan dapat
mengadaptasikan DSS untuk memenuhi perubahan tersebut. DSS bersifat fleksibel
dan karena itu pengguna dapat menambahkan, menghapus, menggabungkan, mengubah,
atau menyusun kembali elemen-elemen dasar. DSS juga fleksibel dalam hal dapat
dimodifikasi untuk memecahkan masalah lain yang sejenis.
8.
Pengguna merasa seperti di rumah. Rumah-pengguna,
kapabilitas grafis yang sangat kuat, dan antarmuka menusia-mesin interaktif
dengan satu bahasa alami dapat sangat meningkatkan keefektifan DSS. Kebanyakan
aplikasi DSS yang baru menggunakan antarmuka berbasis-Web.
9.
Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan
(akurasi, timeliness, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan
keputusan). Ketika DSS disebarkan, pengambilan keputusan sering membutuhkan
waktu lebih lama, namun keputusannya lebih baik.
10.
Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua
langkah proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. DSS secara
khusus menekankan untuk mendukung pengambilan keputusan, bukannya menggantikan.
11.
Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi
sendiri sistem sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan
ahli sistem informasi.
12.
Biasanya model-model digunakan untuk menganalisis situasi
pengambilan keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan
berbagai strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda. Sebenarnya, model-model membuat DSS berbeda dari
kebanyakan MIS.
13.
Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format, dan
tipe, mulai dari sistem informasi geografis (GIS) sampai sistem
berorientasi-objek.
14.
Dapat dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan
oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satu
organisasi keseluruhan dan di berbagai organisasi sepanjang rantai persediaan.
Dapat diintegrasikan dengan DSS lain dan atau aplikasi lain.
Keuntungan DSS
1.
Mampu mendukung pencarian solusi dari masalah yang
kompleks.
2.
Respon cepat pada situasi yang tak diharapkan dalam
kondisi yang berubah-ubah.
3.
Mampu untuk menerapkan pelbagai strategi yang berbeda
pada konfigurasi yang berbeda secara cepat dan tepat.
4.
Pandangan dan pembelajaran baru.
5.
Memfasilitasi komunikasi.
6.
Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
7.
Menghemat biaya.
8.
Keputusannya lebih tepat.
9.
Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer
dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
10.
Meningkatkan produktivitas analisis
Komponen-Komponen
DSS
1.
Subsistem
manajemen data. Subsistem manajemen data mencakup satu database yang
berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh sistem manajemen
basisdata (Data Base Management
Systems (DBMS)). Ada beberapa perbedaan antara data base untuk DSS dan
non-DSS. Pertama, sumber data untuk DSS lebih “kaya” dari pada non-DSS yaitu
data harus berasal dari luar dan dari dalam karena proses pengambilan
keputusan, terutama pada level manajemen puncak, sangat bergantung data dari
luar, seperti data ekonomi. Perbedaan lain adalah proses pengambilan dan ekstrasi data
dari sumber data yang Sangat besar. DSS membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS
yang dalam pengelolaannya harus cukup fleksibel untuk memungkinkan penambahan
dan pengurangan secara cepat. Subsistem manajemen data dapat diinterkoneksikan
dengan data warehouse perusahaan. SUbsistem manajemen data terdiri dari
elemen-elemen berikut ini:
a. DSS
database : kumpulan data yang saling terkait yang diorganisir untuk memenuhi
kebutuhan sebuah organisasi dan dapat digunakan oleh lebih dari satu orang
untuk lebih dari satu aplikasi. Data pada database DSS diekstrak dari sumber
data internal dan eksternal, juga dari data personal milik satu atau lebih
pengguna. Hasil ekstraksi ditempatkan pada database aplikasi khusus atau pada
data warehouse perusahaan, jika ada.
b. Sistem
manajemen database : Database dibuat, diakses, dan diperbarui oleh sebuah DBMS.
Kebanyakan DSS dibuat dengan sebuah DBMS relasional komersial standar yang
memberikan berbagai kapabilitas.
c. Direktori
data : Merupakan sebuah katalog dari semua data di dalam database. Direktori
ini berisi definsi data, dan fungsi utamanya adalah untuk menjawab pertanyaan
mengenai ketersediaan item-item data, sumbernya, dan makna eksak dari data.
Direktori ini terutama cocok untuk mendukung fase inteligensi dari proses
pengambilan keputusan karena membantu men-scan data dan mengidentifikasi area
masalah atau peluang-peluang.
d. Query facility : Membangun dan
menggunakan DSS sering memerlukan akses, manipulasi dan query data. Tugas-tugas
tersebut dilakukan oleh query facility. Ia menerima permintaan untuk data dari
komponen DSS lain, menentukan bagaimana permintaan dapat dipenuhi,
memformulasikan permintaan dengan detail, dan mengembalikan hasilnya kepada
pemberi permintaan. Query facility memasukkan sebuah bahasa query khusus (misal
SQL).
2.
Subsistem
manajemen model. Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model
keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lainnya yang
memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat.
a. Basis model: Strategis, taktis, operasional. Statistik,
keuangan, pemasaran, ilmu manajemen, akuntansi, teknik, dsb. Blok pembangun
model
b. Sistem manajemen basis model: Perintah pemodelan,
creation. Pemerliharaan;update. Antarmuka database.
c. Bahasa pemodelan
d. Direktori model
e. Eksekusi model, integrasi, dan prosesor perintah
3.
Subsistem
antarmuka pengguna. Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan DSS
melalui subsistem ini. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem.
Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari DSS berasal dari
interaksi yang intensif antara komputer dan pembuat keputusan.
4.
Subsistem
manajemen berbasis-pengetahuan. Subsistem ini dapat mendukung semua
subsistem lain atau bertindak sebagai komponen independen. Ia memberikan
inteligensi untuk memperbesar pengetahuan si pengambil keputusan. Susbsistem
ini dapat diinterkoneksikan dengan repositori pengetahuan perusahaan yang
kadang-kadang disebut basis pengetahuan
organisasional.
Sistem lainnya
Internet,
Yang berbasis
intranet,
Data eksternal Komputer
ekstranet
dan internal
Manajemen Manajemen Model
data
model eksternal
Subsistem
berbasis pengetahuan
Antarmuka pengguna
Basis pengetahuan Manajer
(pengguna)
organisasional
Skematik DSS
Klasifikasi DSS
Ada beberapa cara untuk
mengklasifikasi aplikasi DSS. Proses desain, dan juga operasi dan implementasi
DSS, pada banyak kasus tergantung pada tipe DSS yang terlibat. Akan tetapi
ingat bahwa tidak setiap DSS cocok untuk suatu kategori.
Klasifikasi Menurut Holsapple dan
Whinston
Holsapple dan Whinston (1996) mengklasifikasikan
DSS menjadi tujuh kerangka
kerja :
- DSS berorientasi-teks : Informasi (meliputi data dan pengetahuan) sering disimpan dalam format teks dan harus diakses oleh pengambil keputusan. Dengan demikian, adalah penting untuk menyajikan dan memproses dokumen dan fragmen teks secara efektif dan efisien. DSS berorientasi teks mendukung pengambil keputusan dengan secara elektronik melacak informasi yang disajikan secara teks yang dapat memengaruhi keputusan. DSS ini memungkinkan dokumen-dokumen dibuat secara elektronik, direvisi, dan dilihat ketika diperlukan. Teknologi informasi seperti imaging dokumen berbasis-Web, hypertext, dan agen cerdas dapat digabungkan ke dalam aplikasi DSS berorientasi teks. Aplikasi DSS berorientasi teks, diantaranya adalah sistem manajemen dokumen elektronik, manajemen pengetahuan, content management isi (Content Management Systems), dan sistem aturan bisnis. CMS digunakan untuk mengelola materi yang dikirimkan pada situs Web. Pengiriman (misal FedEx dan UPS) menggunakan DSS berbasis teks untuk mengoordinasikan pengiriman, membantu pelanggan menentukan cara terbaik untuk menirim, dan membantu pelanggan serta perusahaan untuk melacak paket.
- DSS berorientasi-database : Pada DSS ini, database organisasi punya peran penting dalam struktur DSS. Generasi awal dari DSS ini terutama menggunakan konfigurasi database relasional. DSS berorientasi-database bercirikan pembuatan laporan yang baik dan kapabilitas query. Hendricks (2002) menjelaskan bagaimana pemerintah Belanda menyediakan manajemen properti berbasis-Web untuk pengambilan keputusan cerdas. Sistem ini terutama berorientasi-data dan membantu agen pemerintah melalui standar dan database GIS dengan menggunakan properti portfolionya secara efektif.
- DSS berorientasi-spreadsheet : Spreadsheet merupakan sistem pemodelan yang memungkinkan penguna mengembangkan model-model untuk mengeksekusi analisis DSS. Model ini tidak hanya membuat, melihat, dan memodifikasi pengetahuan prosedural, tetapi juga menginstruksikan sistem untuk mengeksekusi instruksi self-contained mereka (macro). Spreadsheet digunakan secara luas pada DSS yang dikembangkan oleh pengguna akhir. Alat pengguna akhir yang paling populer untuk mengembangkan DSS adalah Microsoft Excel. Karena paket-paket seperti Excel dapat memasukkan DBMS prinsipil atau dapat berantarmuka dengan DBMS, maka mereka pun dapat menangani beberapa properti dari DSS berorientasi-database, terutama manipulasi pengetahuan deskriptif. Beberapa alat pengembangan spreadsheet meliputi analisis ‘bagaimana-jika’ dan kapabilitas untuk menentukan tujuan.
- DSS berorientasi-solver : Solver adalah suatu algoritma atau prosedur yang ditulis sebagai satu program komputer untuk melakukan komputasi tertentu untuk memecahkan suatu tipe masalah tertentu. Contoh-contoh solver dapat berupa prosedur kuantitas pesanan ekonomis untuk menghitung kuantitas pesanan optimal atau rutin regresi linier untuk menghitung suatu tren. Solver dapat diprogram secara komersial dalam perangkat lunak pengembangan. Sebagai contoh, Excel, memasukan beberapa solver powerful – function dan procedure – yang memecahkan sejumlah masalah bisnis. Pembangun DSS dapat menggabungkan beberapa solver ketika membuat aplikasi DSS. Solver dapat ditulis dalam suatu bahasa pemrograman seperti C++; solver dapat ditulis secara langsung atau dapat menjadi alat add-in pada sebuah spreadsheet atau dapat di-embeded pada suatu bahasa pemodelan khusus, seperti Lingo.
- DSS berorientasi-aturan (rule) : Komponen DSS yang telah dijelaskan sebelumnya mencakup aturan prosedural maupun inferensial (reasoning), sering pada suatu format sistem pakar. Aturan ini bisa jadi kualitatif atau kuantitatif, dan komponen seperti itu dapat menggantikan atau diintegrasikan dengan model kualitatif.
- DSS gabungan (compound DSS) : Compound DSS adalah suatu hibrid yang meliputi dua atau lebih dari lima struktur dasar yang telah dijelaskan sebelumnya.
- DSS Cerdas : DSS cerdas atau DSS berbasis-pengetahuan (knowledge-base DSS). DSS cerdas akan dibahas di bagian lain.
Ada beberapa klasifikasi DSS yang
lain yaitu :
Ø DSS
Institusional dan DSS Ad Hoc : DSS institusional (Donovan dan Madnick, 1977)
berkaitan dengan keputusan yang terjadi secara alamiah. Contoh umumnya adalah
sistem manajemen portfolio (PMS) yang digunakan oleh beberapa bank besar untuk
mendukung keputusan investasi. DSS institusional dapat dikembangkan dan
diperbaiki saat DSS makin bertambah umur karena DSS digunakan secara
berulang-ulang untuk memecahkan masalah yang identik atau serupa. Penting untuk
diingat bahwa DSS institusional tidak dapat digunakan oleh setiap orang disuatu
organisasi; masalah pengambilan keputusan
punya sifat ‘terjadi lagi’, dan sifat tersebut menentukan apakah DSS
tersebut institusional atau ad hoc.
Sistem Informasi Akademik (Academic
Information System)
Sistem
Informasi Akademik (SIAKAD) merupakan wadah bagi sivitas akademika, terutama
mahasiswa dan dosen untuk mengakases berbagai data akademik yang dapat
dilakukan dari mana dan kapan pun, kecuali layanan yang terjadwal. Pengaksesan
data berupa mengentry/memutakhirkan biodata dan mengisi / memperbaiki KRS serta
melihat berbagai data akademik seperti KHS, Transkrip, jadwal
pengisian/perbaikan KRS dan matakuliah, ketentuan dan kalendek akademik, dan
berbagai informasi/pemberitahuan akademik.
SIAKAD mampu mengintegrasikan proses-proses administrasi akademik kedalam sebuah sistem informasi yang mampu menyimpan dan mengolah ribuan data akademik dari tahun ke tahun secara sistematis. Program Aplikasi Siakad ini dirancang dengan memperhatikan kemudahan penggunaan bagi user (user friendly), dimana menu dan fasilitas yang tedapat dalam program ini telah diklasifikasikan berdasarkan kategori data-data administrasi serta pembagian user/pengguna, sehingga akan mempermudah dan mempercepat proses manajemen administrasi akademik di Universitas Haluoleo.
Untuk mengakses Program Aplikasi Siakad anda harus LOGIN
SIAKAD mampu mengintegrasikan proses-proses administrasi akademik kedalam sebuah sistem informasi yang mampu menyimpan dan mengolah ribuan data akademik dari tahun ke tahun secara sistematis. Program Aplikasi Siakad ini dirancang dengan memperhatikan kemudahan penggunaan bagi user (user friendly), dimana menu dan fasilitas yang tedapat dalam program ini telah diklasifikasikan berdasarkan kategori data-data administrasi serta pembagian user/pengguna, sehingga akan mempermudah dan mempercepat proses manajemen administrasi akademik di Universitas Haluoleo.
Untuk mengakses Program Aplikasi Siakad anda harus LOGIN
Sistem Informasi Geografi (Geographic Information System)
1. Pengertian SIG
a. Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang
digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG
dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan
fenomena karena lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting
atau-kritis untuk dianalisis. Oleh karena itu, SIG merupakan sistem komputer
yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografi, yaitu
masukan, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan
manipulasi cara, serta keluaran (Aronaff, 1989).
Karena merupakan suatu sistem, informasi geografis terdiri dari 4 subsistem
pokok, yaitu subsistem masukan (data input), penyajian (data output,
penyimpanan (data management), serta pengolahan dan pengkajian (data
manipulation and analysis).
1) Subsistem Masukan
Fungsi dari subsistem ini adalah mengumpulkan dan mempersiapkan data
spasial dan atribut dari berbagai sumber. Selain itu, subsistem ini bertanggung
jawab dalam melakukan konversi atau melakukan transformasi formal. Data-data
asli ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
2) Subsistem Penyimpanan
Fungsi dari subsistem ini adalah mengorganisasikan data, baik data spasial maupun
data atribut ke dalam basis data (bank data). Penyimpanan dengan cara demikian
mempermudah dalam pemanggilan, pengeditan dan pembaharuan data.
3) Subsistem Pengolahan dan Pengkajian
Fungsi dari subsistem ini adalah menentukan informasi-informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan pengolahan dan
pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
4) Subsistem Penyajian
Fungsi dari subsistem ini adalah menampilkan data dan hasil dari
pengolahannya, baik sebagian maupun seluruhnya. Data dan hasil pengolahannya
tersebut ditampilkan antara lain dalam bentuk tabel, grafik, dan peta
(khususnya para digital).
2. Komponen SIG
Subsistem dalam SIG saling berhubungan satu sama lain dan terintegrasi
dengan sistem-sistem komputer. SIG terdiri atas 4 komponen pokok, yaitu data,
perangkat keras, perangkat luak, dan manajemen.
a. Data
Data dalam SIG terdiri atas dua
jenis, yaitu data spasial dan data atribut
1) Data Spasial
Data spasial adalah data grafis yang
mengidentifikasikan kenampakkan lokasi geografi berupa titik garis, dan
poligon. Data spasial diperoleh dari peta yang disimpan dalam bentuk digital
(numerik).
a) Titik
Sebuah titik dapat menggambarkan
objek geografi yang berbeda-beda menurut skalanya. Sebuah titik menggambarkan
kota jika pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan objek tertentu yang ebih
spesifik dalam wilayah kota, misalnya pasar, jika pada peta skala besar.
b) Garis
Sebuah garis juga dapat menggambarkan
objek geografi yang berbeda-beda menurut skalanya. Sebuah garis menggambarkan
jalan atau sungai pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan batas wilayah
administratif pada peta skala bear.
c) Area
Seperti halnya titik dan garis, area
juga dapat menggambarkan objek yang berbeda menurut skalanya. Area dapat
menggambarkan wilayah hutan atau sawah pada peta skala besar.
2) Data atribut
Data atribut adalah data yang berupa
penjeasan dari setiap fenomena yang terdapat di permukaan bumi. Data atribut
berfungsi untuk menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif
dan kualitatif. Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan
seluruh objek geografi. Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status
kepemilikian lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral
dalam tanah.
b. Perangkat Keras
Perangkat keras (hadware) adalah perangkat-perangkat fisik yang
digunakan dalam sistem komputer. Perangkat keras yang dibutuhkan dalam
pengoperasian SIG adalah seperangkat komputer yang terdiri atas central
processing unit (CPU), monitor, printer, plotter,
disket, hard disk, magnetic tape, digitizer,
keyboard dan scanner.
c. Perangkat Lunak
Perangkat iunak (software) adalah program yang digunakan untuk
mengoperasikan SIG. Beberapa program yang dapat digunakan antara lain Arc/Info,
Are View, ERDAS, dan ILWIS.
d. Manajemen
Manajemen merupakan perangakat dalam SIG yang terdiri atas sumber daya
manusia. Suatu proyek SIG akan berhasil jika dilakukan dengan manajemen yang
baik. Oleh karena itu, SIG harus dikerjakan oleh orang-orang yang tepat, yang
memiliki keahlian dalam bidang SIG sesuai dengan tingkatannya.
Manusia sebagai pengguna SIG memiliki tingkatan kemampuan yang
berbeda-beda. Mulai dari tingkat spesialis yang mendesain dan memelihara sistem
hingga pengguna SIG. Namun, secara umum orang-orang yang terlibat dalam SIG
dibedakan menjadi tiga, yaitu staf operasional yang meliputi pengguna akhir,
staf profesional teknik yang meliputi atialis dan programer, serta manajer yang
bertanggung jawab atas SIG secara keseluruhan.
B. Tahapan Kerja SIG
SIG dapat mempresentasikan dunia nyata ke dalam layar monitor komputer.
Oleh karena itu, SIG sama halnya dengan lembaran peta yang mempresentasikan
dunia nyata di atas kertas, meslcipun SIG melalui komputerisasi memiliki
kelebihan-kelebihan tertentu dibandingkan dengan peta. Akan tetapi, sebuah peta
dapat disebut SIG karena juga menginformasikan data-data dalam ruang, khususnya
muka bumi.
Sebagai sebuah sistem, tahapan kerja dalam SIG meliputi masukan data,
manipulasi dan analisis data, serta penyajian data.
1. Masukan Data
Masukan data merupakan fasilitas dalam SIG yang dapat digunakan untuk
memasukkan data dar mengubah data asli ke dalam bentuk yang dapat diterima dan
dapat dipakai dalam SIG. Masukan data terdiri atas sumber data dan proses
memasukkan data.
a. Sumber Data
Sumber data yang dapat digunakan dalam masukan data antara lain data
pengindraan jauh, data teristris, dan data peta.
1) Data Pengindraan Jauh
Data pengindraan jauh berupa citra, baik citra foto maupun nonfoto. Apabila
sumber data berupa foto udara, harus diolah terlebih dahulu dengan cara
interpretasi, kemudian disajikan dalam bentuk peta. Namun apabila berupa citra
satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah
dilakukan koreksi seperlunya.
2) Data Teristris
Data teristris adalah data yang diperoleh langsung dari pengukuran
lapangan, antara lain pH tanah, salinitas air, curah hujan, dan persebaran
penduduk. Data teristris dapat disajikan dalam bentuk peta, tabel, grafik, atau
hasil perhitungan saja.
3) Data Peta
Data peta adalah data yang sudah dalam bentuk peta yang siap digunakan.
Guna keperluan SIG melalui komputerisasi, data-data dalam peta dikonversikan ke
dalam bentuk digital.
Sebuah peta harus benar-benar mempresentasikan sebagian atau seluruh
permukaan bumi. Oleh karena itu, sebuah peta harus memenuhi syarat-syarat berikut ini:.
a) Jarak antartitik pada peta harus sesuai dengan jarak antartitik
sesungguhnya di permukaan bumi.
b) Luas wilayah pada peta harus sesuai dengan luas wilayah sesungguhnya.
c) Sudut atau arah sebuah garis pada peta harus sesuai dengan sudut arau
arah yang sesungguhnya di permukaan bumi.
d) Bentuk sebuah objek pada peta harus sesuai dengan bentuk yang sesungguhnya
di permukaan bumi.
b. Proses Pemasukan Data
1) Data Spasial
Guna memasukkan data spasial ke dalam SIG dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu digitasi dan penyiaman (scanning).
a) Digitasi
Kegiatan digitasi merupakan pekerjaan
yang banyak menyita wakm karena dapat
menghabiskan waktu hingga 60% dari keseluruhan
waktu pemrosesan data sampai dengan pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, proses ini merupakan hambatan bagi penyelesaian seluruh proses
dalam SIG. Proses digitasi terdiri atas empat tahap, yaitu berikut ini.
(1) Penyiapan peta yang akan didigitasi.
Peta yang akan didigitasi terlebih dahulu harus dalam keadaan baik dan
henar. Artinya, peta merupakan lembar bidang datar tanpa bekas lipatan, tidak
sobek, dan harus jelas.
(2) Menentukan koordinat peta.
Pencatatan koordinat pada meja digitasi mempunyai satuan milimeter. Jika
data yang akan didigitasi berupa peta, koordinat digitasi harus
ditransformasikan sesuai dengan koordinat peta dan skala harus diubah dari
satuan milimeter ke meter.
Guna melakukan transformasi ini minimal ada tiga btrah titik yang sudah
diketahui kedudukannya di lapangan dan harus ditransformasikan sebagai titik
kontrol. Pengambilan ketiga titik tersebut untuk mengontrol apabila terjadi
pengerutan atau pembesaran objek yang didigitasi. Oleh karena itu, peta yang
didigitasi tidak boleh geser atau lepas dari meja digitasi karena sistem
koordinat pada meja digitasi telah disesuaikan dengan sistem koordinat peta.
(3) Mengedit data sebelum disimpan ke dalam data dasar
Pengeditan dilakukan karena selalu terjadi kesalahan dalam proses digitasi.
Kesalahan dalam proses digitasi umumnya terjadi pada sambungan garis, garis
yang terlalu panjang atau terlalu pendek, kelolosan mencantumkan garis atau
titik, pencatatan rangkap, kesalahan kode, dan kesalahan lokasi.
Guna menghilangkan kesalahan-kesalahan tersebut dapat dilakukan dengan
memanfaatkan fasilitas berikut ini.
(a) Fungsi pembesaran (zoom) untuk pembesaran atau pengecilan penayangan.
(b) Penghapusan titik akhir (delete last point).
(c) Penghapusan garis (delete line) untulc memperbarui data.
(d) Pengancingan (snap), yaitu pengaitan dan penyambungan segmen garis
dengan segmen lainnya.
(e) Fungsi pindah (move) untuk memindahkan letak titik ke lokasi baru.
(f) Fungsi geometri.
(4) Memasukkan atribut dengan kode
Atiibut yang dimasukkan untuk
melengkapi data dibuat dengan kode-kode tertentu (kodifikasi).
b) Penyiaman (scanning)
Memasukkan data dengan alat penyiam dapat menghemat waktu. Penyiaman dapat
dilakukan menggunakan detektor elelaronik yang dapat bergerak. Penyiaman yang
terkenal ialah penyiaman tabung (drum scanner) dan penyiaman datar (flatbed
scanner).
Data spasial yang ialah dimasukkan dan disimpan di dalam SIG dapat
dibedakan menjadi dua model, yaitu model data raster dan model data vektor.
a) Model Data Raster
Data raster adalah data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau pixel (picture
element). Pixel adalah bagian terkecil yang masih dapat digambarkan dalam
sebuah citra. Setiap pixel mempunyai referensi (koordinat) sendiri sebagai
identitasnya dan mempunyai nilai tertentu. Oleh karena in data raster dapat
menggambarkan objek geografi yang mempunyai satuan luas karena ukuran raste
berkaitan erat dengan ukitran sebenarnya di lapangan. Data raster berdimensi
dua sehingga muda; disimpan, dimanipulasi, dan ditampilkan.
Tabel KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DATA
RASTER
No
|
Keunggulan
|
No
|
Kelemahan
|
1.
2.
3
4.
5
|
Struktur data raster sederhana
Tumpang susun dan kombinasi data
yang dipetakan mudah dilakukan
Analisis keruangan mudah dilakukan
Satuan unit dalam raster mempunyai
ukuran dan bentuk yang sama.
Teknologinya murah dan mudah
dikembangkan.
|
1.
2.
3.
4
5
|
Volume data grafik besar sehingga
memerlukan tempat penyimpanan data yang besar pula.
Penggunaan ukuran pixel yang besar
untuk mengurangi ruang pemakaian sering menghilangkan beberapa informasi.
Peta yang rumit tampak kurang baik.
Jalinan hubungan sulit dibuat.
Transformasi proyeksi sulit
dilakukan.
|
b) Model Data Vektor
Data vektor merupakan model data yang dapat digunakan untuk menggambarkan
informasi geografi secara tepat. Model data vektor menampilkan, menempatkan,
dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis; atau poligon
beserta atributnya. Bentuk-bentuk dasar data spasial dalan model data vektor
ditampilkan dalarn sistem koordinat kartesian dua dimensi (sumbu x dan y).
Di dalam model data spasial vektor, garis-garis atau kurva merupakan
sekumpulan titik-titik terurut yang dihubungkan, sedangkan luasan atau poligon
juga disimpan sebagai sekumpulan titik-titik. Akan tetapi, titik awal dan titik
ahhir poligon tersebut mempunyai nilai koordinat yang sama sehingga.menjadi
poligon tertutup. Informasi vang diwakili oleh titik, garis, atau bidang
mempunyai koordinat yang tepat. Titik akan diikat oleh satu koordinat (x, y),
garis diikat oleh dua atau lebih sistem-koordinat sedangkan poligon atau bidang
diikat oleh beberapa koordinat yang tertutup.
Data vektor memiliki keunggulan dan kelemahan, antara lain dalam tabel
berikut ini.
Tabel KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN DATA
VEKTOR
No
|
Keunggulan
|
No
|
Kelemahan
|
1.
2.
3.
|
Ruang atau tempat penyimpanannya
kecil
Memiliki resolusi spasial yang
tinggi
Memiliki batas-batas yang tegas dan
jelas sehingga sangat baik untuk pembuatan peta-peta administratif dan persil
tanah milik.
|
1.
2.
3.
|
Struktur datanya rumit
Datanya sulit dimanipulasi
Memerlukan biaya yang tinggi untuk
perangkat lunaknya
|
2) Data Atribut
Data atribut suatu objek dapat berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
a) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data hasi l
pengamatan yang dinyatakan dalam bentuk deskriptif. Data kualitatif dapat
diperoleh dari pengisian angket; wawancara, dan tanya jawab. Data kualitatif
berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan jenis atau rupa. Sebagai contoh, data
kualitatif dalam peta tata guna lahan, antara lain permukiman, sawah, kawasan
industri, tegalan, dan hutan.
b) Data Kuantitatif
Data kuantitif adalah data hasil
pengamatan atau pengulcuran yang dinyatakan dalam bilangan. Data kuantitatif
berfungsi untuk memperlihatkan perbedaan nilai dari objek.
Data kuantitatif dapat dibedalcan
menjadi empat, yaitu data rasio, interval, ordinal, dan nominal.
(1) Data rasio adalah data yang diperoleh dengan ukuran-ukuran yang
memiliki nilai 0 (nol) mutlak dan dengan interval yang sama. Contohnya, panjang
jalan A = 5 km dan, panjang jalan B = 10 km. Hal itu berarti bahwa panjang
jalan B adalah 2 kali panjang jalan A. Data rasio ini mempunyai tingkat akurasi
yang tertinggi.
(2) Data interval adalah data yang disusun berdasarkan jarak tertentu.
Contohnya, nilai mata pelajaran siswa A = 9, B = 8, C = 7, D = 6, dan E = 5.
Interval antara siswa A dan C (9-7 = 2) sama dengan interval antara siswa C dan
E (7 - 5 = 2). Data interval mempunyai tingkat akurasi sedang.
(3) Data ordinal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori
tertentu yang menunjukkan adanya tingkatan dari yang paling rendah sampai
tingkat paling tinggi. Contohnya, kelompok penduduk ekonomi atas diberi label
1, kelompok penduduk ekonomi menengah diberi label 2, dan kelompok penduduk
ekonomi bawah diberi label 3.
(4) Data nominal adalah data yang disusun berdasarkan kategori-kategori
tertentu yang tidak menunjukan adanya tingkatan, kemudian diberi kode.
Contohnya, permulciman diberi kode 1 dan sawah diberi kode 2.
Data atribut tersebut disimpan dalam bentuk tabel yang rasional sehingga
mudah untuk digunakan dalam jumlah data yang banyak. Contoh data atribut adalah
berikut ini.
2. Manipulasi dan Analisis Data
Manipulasi data merupalcan aktivitas yang meliputi antara lain membuat
basis data baru, menghapt basis data, membuat tabel basis data, mengisi dan
menyisipkan data ke dalam tabel, mengubah dan menged data, serta membuat indeks
untuk setiap tabel basis data.
Manipulasi tersebut dapat digunakan untuk klasifikasi ulang, mendapatkan
parameter/ukuran, konversi struktur data, dan analisis. Sebagai contoh, untuk
melakukan klasifikasi ulang suatu data spasial atau data atribut menjadi data
spasial yang baru digunakan kriteria tertentu. Misalnya untuk perencanaan tata
guna lahan menggunakan krieteria kemiringan lereng, yaitu 0% -14% untuk
permukiman, 15% - 29% untuk perkebunan dan pertanian, 30% - 44% untuk hutan
produksi, serta lebih dari 45% untuk hutan lindung dan taman nasional.
Kesalahan yang terjadi dalam proses manipulasi dan analisis data antara
lain sebagai berikut.
a. Tidak tepatnya interval kelas.
b. Penyimpangan batas sehingga terdapat perbedaan luas pada tumpang susun
poligon.
c. Penyimpangan dalam melakukan tumpang susun beberapa peta.
3. Penyajian Data
Subsistem penyajian data berfungsi untuk menayangkan informasi atau hasil
analisis data geografi Informasi yang dihasilkan dapat berupa peta, tabel,
grafik, bagan, dan hasil perhitungan. Melalui informasi itu pengguna dapat
melakukan identifikasi informasi yang diperlukan sebagai bahan dalam
pengambilan kebijakan atau perencanaan.
C. Manfaat dan Penerapan SIG
Seiring dengan kemajuan teknologi, SIG makin banyak digunakan dalam
berbagai bidang, antara lain karena berikut ini.
1. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif dan menarik
dalam rangka peningkatan wawasan dan pengetahuan. Namun, yang paling penting
adalah peningkatan penibelajaran dan pendidikan bagi usia sekolah, khususnya
tentang konsep lokasi, ruang, dan unsur geografis di permukaan bumi.
2. SIG menggunakan data spasial dan data atribut secara terintegrasi
sehingga sistemnya memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
3. SIG dapat memisahkan secara tegas antara bentuk tampilan dan
data-datanya. Oleh karena itu, SIG memiliki kemampuan untuk mengubah tampilan
dalam berbagai bentuk.
4. SIG secara mudah dapat menghasilkan berbagai peta tematik. Peta-peta
tematik tersebut merupakan turunan dari peta-peta lain yang data-datanya telah
dimanipulasi.
5. SIG sangat
membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat hubungannya dengan bidang – bidang
spasial.